Desember 03, 2016

KUMPULAN DONGENG ANAK KISAH TELADAN : RAJA DAN PETANI TUA

KUMPULAN DONGENG ANAK KISAH TELADAN : RAJA DAN PETANI TUA – Pada suatu hari, Raja Persia sedang berjalan – jalan mengelilingi desa untuk melihat keadaan rakyatnya. Raja di iringi oleh pengawal – pengawalnya yang mengendarai kuda berkeliling di setiap sudut desa. Akhirnya sampailah rombongan Raja di sebuah kebun milik seorang petani tua.

Petani tersebut sedang mencangkul kebunnya untuk di tanami dengan pohon zaitun. Sang Raja lalu menghampiri seorang petani tua tersebut. Melihat kedatangan Raja beserta pengawalnya, petani tua menghampiri dan segera menunduk tanda memberi hormat.

“ Wahai petani tua, apakah yang kau tanam iut?” tanya sang raja.

“ Aku sedang menanam pohon zaitun wahai raja”, jawab petani tua sambil melanjutkan pekerjaannya.
“ Mengapa kau menanamnya? Tidakkah kau tahu, bahwa pohon zaitun adalah pohon yang berbuah lama, sedangkan engkau saat ini telah tua, dan kau tidak mungkin dapat menikmati buahnya” kata sang raja dengan sedikit heran.

KUMPULAN DONGENG ANAK KISAH TELADAN : RAJA DAN PETANI TUA

“ Wahai sang raja, bukankah kita telah menikmati buah dan pohonnya dari pohon yang ditanam oleh orang – orang sebelum kita?” Mereka juga menanam tanpa dapat menikmati hasilnya, mereka menanamnya untuk dinikmati oleh generasi setelahnya yaitu kita. Dan kini saatnya, kita menanam pohon zaitun ini untuk dapat dinikmati oleh orang – orang setelah kita,” jawab petani tua tersenyum.

Mendengar jawaban petani tua yang bijak itu, sang raja tersenyum tanda setuju dengan apa yang di ucapkan oleh petani tadi. Merupakan sebuah kebiasaan dari sang raja, ketika puas dengan jawaban yang di berikan oleh rakyatnya maka ia akan memberikan imbalan. Kemudian ia memberikan beberapa keping uang emas kepada si petani tua.

“ Wahai raja, lihatlah pohon zaitun yang aku tanam, pohon ini telah berbuah sebelum saatnya”. Petani tersebut berkata kembali. Kata – kata tersebut di maksudkan atas imbalan yang diberikan oleh raja kepadanya. Raja yang mendengarkan kata – kata cerdas dari petani tua itu, menambahkan lagi beberapa keping uang emas.

Petani tersebut berkata lagi, “ Wahai raja yang bijaksana, ketahuilah bahwa setiap tanaman akan berbuah hanya satu kali dalam setahun, sedangkan tanaman yang baru saja aku tanam, berbuah dalam sekejap”. Berbuah dalam sekejap maksudnya adalah ia telah menerima imbalan oleh raja sebanyak dua kali.

Mendengar kata – kata si petani tersebut, akhirnya sang raja memberikan lagi beberapa keping uang emas untuk yang ketiga kalinya. Lama – lama sang raja merasa tersudut dengan perkataan cerdas dari petani tua itu. Ia lalu memutuskan untuk pergi bersama para pengawalnya.

“ Wahai para pengawal, sudah saatnya kita pergi. Jika kita tetap disini mendengarkan kata – kata dari petani cerdas ini maka uang emas tidak cukup untuk membayar imbalan atas kata – katanya”, kata sang raja kepada pengawalnya.

Sumber : qultumcilik