November 14, 2016

KISAH MENARIK PENUH MAKNA : LEGENDA ASAL USUL KOTA BANYUWANGI

KISAH MENARIK PENUH MAKNA : LEGENDA ASAL USUL KOTA BANYUWANGI – Dahulu kala, hiduplah seorang raja di sebuah kerjaan di pantai timur Pulau Jawa.  Raja itu bernama Prabu Menak Prakoso. Dan mempunyai putra bernama Raden Banterang. Ia sangat tampan, gagah, namun cepat naik pitam. Ia juga sangat sulit untuk mengendalikan diri, jika sedang marah ia tidak segan untuk memberi hukuman berat jika perintahnya tidak dilaksanakan dengan baik.

Pada suatu hari, ia pergi berburu ke hutan bersama pengawalnya. Karena mereka merasa capai lalu mereka beristirahat. Ia kemudian pergi kesungai, namun alangkah kagetnya ia melihat seorang perempuan cantik tengah duduk termenung di pinggir sungai. Ia lalu mendekati gadis tersebut dan menanyakan asal usulnya kenapa bisa sampai disana.

Gadis tersebut menjawab, bahwa ia bernama Surati. Ia merupakan seorang anak dari Raja Klungkung. Ia sampai disana karena dikejar – kejar oleh prajurit yang menyerang kerajaan Klungkung. Kemudian ayahnya gugur dalam penyerangan itu. 
Raden Banterang sangat terkejut mendengar cerita gadis itu. Karena ayahnya baru saja mengabarinya bahwa kerajaan Klungkung baru saja ditaklukan dan rajanya dibunuh. Ternyata yang membunuh ayah gadis itu adalah ayahnya.

KISAH MENARIK PENUH MAKNA : LEGENDA ASAL USUL BANYUWANGI

Lalu ia membawa gadis tersebut ke istana. Raden Banterang sangat bersalah atas apa yang menimpa Suranti. Dan mereka saling jatuh cinta, lalu akhirnya mereka menikah dan hidup bahagia di istana.
Pada suatu hari, Suranti berjalan – jalan diluar istana, tiba – tiba ia bertemu dengan seorang laki - laki yang berpakaian compang – camping. Ternyata Suranti mengenal laki - laki tersebut, laki – laki itu adalah kakak kandungnya sendiri. Keduanya merasa tidak percaya, bahwa mereka masih memiliki keluarga yang masih hidup.

Namun kakaknya tidak percaya, kenapa Suranti menikah dengan orang yang telah membunuh ayah kandungnya tersebut. Ia pun meminta Suranti untuk membalas dendam agar membunuh suaminya Raden Banterang.

Suranti lalu menolak permintaan kakaknya, karena selama ini dia telah banyak ditolong oleh Raden Banterang. Mendengar jawaban dari adiknya, kakaknya sangat kecewa dan pergi meninggalkan adiknya.

Pada suatu hari, Raden Banterang pergi berburu kehutan. Ditengah hutan dia dihadang oleh seorang pengemis yang berpakaian compang camping. Pengemis itu lalu mendekati Raden Banterang dan memberi peringatan supaya berhati – hati dengan istrinya, karena istrinya tadi pagi berbicara dengan kakak kandungnya untuk membalas dendam atas kematian ayahnya. 

Raden Banterang tidak langsung percaya dengan apa yang dikatakan oleh pengemis itu. Kemudian pengemis itu mengatakan bahwa jika tidak percaya coba lihat di bawah bantal Suranti terdapat keris yang akan ia gunakan untuk membunuh Raden.

Raden Banterang lalu bergegas pulang untuk memastika kata – kata pengemis itu. Sampai di istana ia langsung memeriksa keris di bawah bantal Suranti istrinya. Ia sangat marah dengan apa yang dia lihat, ternyata keris itu ada dibawah bantal istrinya.

Lalu ia pergi mencari – cari istrinya, setelah bertemu istrinya, ia langsung membawa istrinya ke sungai. Dengan penuh kemarahan ia menceritakan semua yang dikatakan pengemis tadi. Ia mendesak istrinya untuk mengaku bahwa ia ingin membunuh suaminya.

Suranti yang tidak berencana untuk membunuh suaminya, membantah apa yang dikatakan oleh pengemis itu. Ia pun bersumpah kepada Raden Banterang bahwa tidak ingin membunuhnya. Raden Banterang yang telah emosi, percaya dengan apa yang dikatakan oleh pengemis itu.

Lalu ia berkata kepada istrinya “ sudahlah Surati, jangan engkau berbohong lagi, aku akan membunuhmu sebelum kau membunuhku”. 

Suranti berkata “ baiklah jika itu maumu, tapi sebelum kanda membunuhku, lebih baik aku loncat kesungai ini”, “ jika sungai ini nanti berbau busuk, maka akulah yang berbohong tapi jika sungai ini nanti berbau harum maka aku tidak bersalah.”

Suranti langsung loncat kesungai dan seketika sungai tersebut mengeluarkan aroma wangi semerbak.  Raden Banterang merasa sangat bersalah dengan apa yang telah dilakukan pada istrinya, ia tidak mempercayai istrinya. 

Tiba – tiba pengemis yang ditemuinya di hutan itu muncul. Pengemis itu mengatakan bahwa ia adalah kakaknya yang hendak membalas dendam atas kematian ayah dan menyuruh Suranti untuk membunuh Raden Banterang. Namun Suranti menolaknya karena mencintai Raden Banterang. 

Kakaknya minta maaf kepada Raden Banterang “ aku minta maaf Raden, karena aku akhirnya adikku meninggal, aku juga sangat menyesal dengan apa yang telah aku lakukan. Keduanya kemudian larut dalam penyeselan yang mendalam.

Air sungai berbau wangi tersebut kemudian diberi nama dengan banyuwangi. Banyu berarti air, wangi berarti harum. Sekarang nama Banyuwangi menjadi nama sebuah kota dipinggir pantai pulau Jawa bagian Timur.

Sumber : L Press